Sungyeol stared at Woohyun blankly,

Sungyeol stared at Woohyun blankly,
before entwining my fingers with his,
as he pulled me away from Woohyun,
who stood there in shock.
"W-What was that for?" I wanted to
ask, but Sungyeol looked so pissed
and ticked-off that i decided to keep
my mouth shut.
---
We walked into an apartment, which
was pretty small and cosy.
Sungyeol's home, probably.
"W-Why did you drag me here?"
He turned to me, a cold expression
imprinted onto his face.
"I don't like him."
Really? That was it? This guy sure is
immature.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Sungyeol menatap Woohyun kosong,
sebelum melilit jari-jariku dengan nya,
saat ia menarik saya pergi dari Woohyun,
yang berdiri di sana shock.
"w-apa itu?" saya ingin
bertanya, tapi Sungyeol tampak begitu marah
dan menandai-off bahwa saya memutuskan untuk tetap
tutup mulut.

--- kami berjalan ke sebuah apartemen, yang
cukup kecil dan nyaman.
rumah Sungyeol itu, mungkin .
"w-mengapa kau menyeret saya di sini?"
ia berpaling kepada saya,ekspresi dingin
dicantumkan ke wajahnya.
"saya tidak suka dia."
benar-benar? itu saja? orang ini pasti adalah
matang.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Sungyeol menatap Woohyun kosong,
sebelum entwining jari-jari saya dengan-nya,
seperti dia menarikku dari Woohyun,
yang berdiri di sana di shock.
"W-Apakah itu untuk?" Aku ingin
bertanya, tetapi Sungyeol tampak begitu marah
dan berdetak-off bahwa saya memutuskan untuk menjaga
menutup mulut saya.
---
kami masuk ke apartemen, yang
kecil yang cantik dan nyaman.
Sungyeol di rumah, mungkin.
"W-Mengapa Apakah Anda menyeret saya di sini?"
Ia menoleh padaku, ekspresi dingin
dicantumkan ke wajah.
"Saya tidak suka kepadanya."
Benar-benar? Itu? Orang ini pasti adalah
belum matang.