It was cold winter’s night when I w

It was cold winter’s night when I went to tumle wood. The full moon drifted in and out of the clouds, casting silvery light on the branches.My heart pounded like a drum and my knees shook like jelly,but I couldn’t turn back.
I had find the gold ring I lost picnic,the ring my grandma gave me before she died.
All around me the trees towered like giants.The branches waved in the wind like bony fingers.Snapping baranches sounded like a thousand gunshots.
I ran as fast as a cheetah until I came to the clearing .I got down on my hands and knees and began to search for the ring.Then the full moon disappeared behind the trees.The night was dark,as dark as the deepest well.I dug deeper into the frosty earth with my bare hands.Suddenly,I felt something soft but cold.I shone my torch at the muddy earth.
And then screamed,and jumped up.I looked down at the gruesome sight.It was a hand …a human hand!

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Itu adalah malam musim dingin ketika saya pergi ke tumle kayu. Purnama terhanyut dalam dan keluar dari awan, casting keperakan cahaya pada cabang-cabang. Hatiku berdebar seperti drum dan lutut saya menggelengkan seperti agar-agar, tapi aku tidak bisa mengubah kembali.Saya telah menemukan cincin emas yang saya kehilangan piknik, cincin nenek saya memberi saya sebelum ia meninggal.Di sekitar saya pohon tumbuhnya lebih seperti raksasa. Cabang-cabang melambaikan tangan dalam angin tulang jari. Menjentikkan baranches terdengar seperti suara tembakan seribu.Aku berlari secepat cheetah sampai aku datang untuk membersihkan. Aku turun pada tangan dan lutut dan mulai mencari cincin. Kemudian bulan penuh menghilang di balik pepohonan. Malam itu gelap, gelap seperti sumur terdalam. Aku menggali lebih dalam dingin bumi dengan tangan telanjang. Tiba-tiba, aku merasa sesuatu yang lembut tapi dingin. Saya menyinari saya obor bumi berlumpur.Dan kemudian berteriak, dan melompat. Aku memandang ke bawah mata mengerikan. Itu adalah tangan.. .a tangan manusia!

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Itu adalah malam musim dingin ketika saya pergi ke tumle kayu. Bulan purnama melayang masuk dan keluar dari awan, memendarkan cahaya keperakan pada jantung branches.My ditumbuk seperti drum dan lutut saya bergetar seperti jelly, tapi aku tidak bisa kembali.
Saya memiliki menemukan cincin emas saya kehilangan piknik, yang cincin nenek saya memberi saya sebelum dia meninggal.
Semua di sekitar saya pohon menjulang seperti cabang giants.The melambai tertiup angin seperti baranches fingers.Snapping tulang terdengar seperti seribu suara tembakan.
Saya berlari secepat cheetah sampai aku datang ke lapangan. Aku turun pada tangan dan lutut saya dan mulai mencari ring.Then bulan purnama menghilang di balik trees.The malam gelap, gelap seperti well.I terdalam menggali lebih dalam bumi dingin dengan hands.Suddenly telanjang , saya merasakan sesuatu yang lembut tapi dingin.Aku bersinar obor saya di tanah berlumpur.
Dan kemudian berteriak, dan melompat up.I menatap sight.It mengerikan adalah tangan ... tangan manusia!