Development of artificial inseminat

Development of artificial insemination enabled the advent of modern breeding practices worldwide. These practices involve importation of Holstein bulls or their semen, intense selection of bulls based on their daughters lactation yield and the widespread use of these few genetically superior bulls. During the last four decades, these practices have not only increased the milk production in Holstein and their crossbreds cattle but also the within breed genetic relatedness among individuals, resulting expression of recessive genetic diseases (Rusc
and Kaminiski, 2007; Patel et al., 2011).

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Perkembangan inseminasi buatan memungkinkan munculnya praktik modern pemuliaan di seluruh dunia. Praktik ini melibatkan impor sapi Holstein atau mereka semen, intens seleksi Bulls berdasarkan hasil menyusui anak-anak perempuan mereka dan menggunakan yang luas ini beberapa banteng genetik unggul. Selama empat dekade terakhir, praktek-praktek ini tidak hanya meningkat produksi susu di Holstein dan ternak crossbreds mereka tetapi juga dalam berkembang biak genetik keterkaitan antara individu, menghasilkan ekspresi resesif penyakit genetik (Ruscdan Kaminiski, 2007; Patel et al., 2011).

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Pengembangan inseminasi buatan memungkinkan munculnya praktik peternakan modern yang di seluruh dunia. Praktik-praktik ini melibatkan impor sapi jantan Holstein atau air mani, pilihan intens bulls berdasarkan adanya hasil putri laktasi dan meluasnya penggunaan beberapa sapi jantan genetik superior ini. Selama empat dekade terakhir, praktik-praktik ini tidak hanya meningkatkan produksi susu di Holstein dan crossbreds mereka ternak tetapi juga dalam jenis hubungan genetik antara individu, sehingga ekspresi penyakit genetik resesif (Rusc
dan Kaminiski, 2007;. Patel et al, 2011 ).