His lips met my ear where I couldhe

His lips met my ear where I could
hear everything clearly. His pants,
his slight moans, my name… I was
getting close again. He drove with
more power, pounding into me
mercilessly. He snuck and arm
around me and held my head close
so it wouldn’t hit the headboard.
With a few more thrusts, my body
convulsed in a fit of pleasure as my
orgasm came out hard and lethal.
“M-myungsoo….” he moaned and
released in me. I felt his seed fill
me completely, some even seeping
down my thighs. He collapsed on
me, our chests pressed against one
another. I reached up to unmask
him. I saw familiar long, reddish
brown hair.
“SUNGYEOL?!”

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Bibirnya bertemu telinga saya dimana saya bisa
mendengar segala sesuatu dengan jelas. Celananya,
erangan nya sedikit, nama saya... Saya
semakin dekat lagi. Ia melaju dengan
kekuasaan lebih besar, berdebar-debar saya
tanpa ampun. Dia menyelinap dan lengan
di sekitar saya dan memegang kepala saya dekat
sehingga tidak memukul kepala.
dengan tekanan lebih sedikit, tubuh saya
kejang-kejang dalam kesenangan sebagai saya
orgasme keluar keras dan mematikan.
"M-myungsoo..."Dia mengerang dan
dirilis dalam diriku. Aku merasa nya mengisi benih
saya benar-benar, beberapa bahkan merembes
turun paha saya. Ia pingsan pada
saya, dada kami ditekan terhadap satu
lain. Saya mencapai untuk membuka kedok
kepadanya. Kulihat akrab panjang, kemerahan
brown rambut.
"SUNGYEOL?"