ABSTRAKPalupi, Ratna. 2015. Persepsi Komunitas Pengemis Terhadap Ibada terjemahan - ABSTRAKPalupi, Ratna. 2015. Persepsi Komunitas Pengemis Terhadap Ibada Inggris Bagaimana mengatakan

ABSTRAKPalupi, Ratna. 2015. Perseps

ABSTRAK
Palupi, Ratna. 2015. Persepsi Komunitas Pengemis Terhadap Ibadah Shalat Wajib di Barak Bhakti Kabupaten Tulungagung. Skripsi, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Jurusan Tasawuf Psikoterapi, IAIN Tulungagung, Pembimbing Ahmad Sauqi, M.Pd.I
Kata Kunci : Persepsi, Pengemis, Ibadah Shalat Wajib
Penelitian dalam skripsi ini dilatar belakangi oleh sebuah fenomena bahwa setiap orang dewasa diharuskan untuk menjalankan ibadah shalat wajib namun mayoritas dari komunitas pengemis tidak menjalankan ibadah shalat wajib diusia dewasa tetapi sebagian dari mereka menjalankan ibadah shalat wajib disela-sela profesinya sebagai seorang pengemis. Dalam hal ini, peneliti ingin mengetahui tentang persepsi komunitas pengemis terhadap ibadah shalat wajib di Barak Bhakti Kabupaten Tulungagung.
Adapun yang menjadi fokus penelitian pada penelitian ini adalah (1) Apa makna ibadah shalat wajib bagi komunitas pengemis? (2) Apa saja faktor yang mempengaruhi persepsi komunitas pengemis terhadap ibadah shalat wajib? (3) Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari persepsi komunitas pengemis terhadap ibadah shalat wajib? (4) Bagaimana perasaan masyarakat pengemis setelah menjalankan atau tidak menjalankan ibadah shalat wajib? Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui makna ibadah shalat wajib bagi komunitas pengemis (2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi komunitas pengemis terhadap ibadah shalat wajib (3) Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari persepsi komunitas pengemis terhadap ibadah shalat wajib (4) Untuk mengetahui perasaan komunitas pengemis setelah menjalankan atau tidak menjalankan ibadah shalat wajib
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan lima orang yaitu empat orang perempuan dan satu orang laki-laki yang menetap di penampungan Barak Bhakti yang berprofesi sebagai seorang pengemis.
Hasil penelitian menunjukan bahwa komunitas pengemis memaknai ibadah shalat wajib secara berbeda-beda yakni berupa memandang ibadah shalat wajib dapat mengurangi waktu untuk bekerja dan mengasuh anak. Sedangkan makna lain yang berbeda memandang penting untuk menjalankan ibadah shalat wajib disela-sela profesinya sebagai pengemis serta menjadi pedoman hidup di dunia dan menjadi bekal di akhirat. Adapun faktor yang mempengaruhi persepsi komunitas pengemis adalah pekerjaan yang dilakukan dari pagi hingga sore hari, latar belakang pendidikan, pengalaman dan lingkungan penampungan Barak Bhakti yang mayoritas tidak menjalankan ibadah shalat wajib. Adapun dampak dari persepsi komunitas pengemis terhadap ibadah shalat wajib adalah pengemis yang memaknai ibadah shalat wajib dapat mengurangi waktu bekerja yakni tidak menjalankan ibadah shalat wajib, sedangkan pengemis yang memaknai ibadah shalat wajib penting untuk dijalankan yakni menjalankan ibadah shalat wajib secara rutin disela-sela kesibukan bekerja. Adapun perasaan masyarakat pengemis yang menjalankan ibadah shalat wajib merasa senang sedangkan yang tidak menjalankan ibadah shalat wajib merasa sedih serta akan berusaha untuk menjalankan dikemudian hari.

0/5000
Dari: -
Ke: -
Hasil (Inggris) 1: [Salinan]
Disalin!
ABSTRACTP, Ratna. 2015. The beggar Community Perceptions Towards Worship Prayer mandatory in Barak Bhakti Tulungagung district. Thesis, Faculty of Usul al-Adab and Sufism Department of Dakwah, psychotherapy, IAIN Tulungagung, Supervisor of Ahmad Sauqi, M.Pd.I Keywords: Perception, Beggars, Mandatory Prayer WorshipThe research in this thesis based on the event by a phenomenon that every adult is required to run the obligatory prayer of worship but the majority of the community of beggars do not run mandatory prayer worship adult diusia but most of them run a compulsory prayer worship the aim of his profession as a beggar. In this case, researchers want to find out about community perceptions towards the compulsory prayer worship, beggars in the barracks Bhakti Tulungagung district. Adapun yang menjadi fokus penelitian pada penelitian ini adalah (1) Apa makna ibadah shalat wajib bagi komunitas pengemis? (2) Apa saja faktor yang mempengaruhi persepsi komunitas pengemis terhadap ibadah shalat wajib? (3) Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari persepsi komunitas pengemis terhadap ibadah shalat wajib? (4) Bagaimana perasaan masyarakat pengemis setelah menjalankan atau tidak menjalankan ibadah shalat wajib? Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui makna ibadah shalat wajib bagi komunitas pengemis (2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi komunitas pengemis terhadap ibadah shalat wajib (3) Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari persepsi komunitas pengemis terhadap ibadah shalat wajib (4) Untuk mengetahui perasaan komunitas pengemis setelah menjalankan atau tidak menjalankan ibadah shalat wajibDalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan lima orang yaitu empat orang perempuan dan satu orang laki-laki yang menetap di penampungan Barak Bhakti yang berprofesi sebagai seorang pengemis. Hasil penelitian menunjukan bahwa komunitas pengemis memaknai ibadah shalat wajib secara berbeda-beda yakni berupa memandang ibadah shalat wajib dapat mengurangi waktu untuk bekerja dan mengasuh anak. Sedangkan makna lain yang berbeda memandang penting untuk menjalankan ibadah shalat wajib disela-sela profesinya sebagai pengemis serta menjadi pedoman hidup di dunia dan menjadi bekal di akhirat. Adapun faktor yang mempengaruhi persepsi komunitas pengemis adalah pekerjaan yang dilakukan dari pagi hingga sore hari, latar belakang pendidikan, pengalaman dan lingkungan penampungan Barak Bhakti yang mayoritas tidak menjalankan ibadah shalat wajib. Adapun dampak dari persepsi komunitas pengemis terhadap ibadah shalat wajib adalah pengemis yang memaknai ibadah shalat wajib dapat mengurangi waktu bekerja yakni tidak menjalankan ibadah shalat wajib, sedangkan pengemis yang memaknai ibadah shalat wajib penting untuk dijalankan yakni menjalankan ibadah shalat wajib secara rutin disela-sela kesibukan bekerja. Adapun perasaan masyarakat pengemis yang menjalankan ibadah shalat wajib merasa senang sedangkan yang tidak menjalankan ibadah shalat wajib merasa sedih serta akan berusaha untuk menjalankan dikemudian hari.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
Hasil (Inggris) 2:[Salinan]
Disalin!
ABSTRACT
Palupi, Rachael. 2015 Community Perception Beggars Worship Prayer Against Mandatory in Barak Bhakti Tulungagung. Thesis, Faculty of Islamic Theology and Da'wa Adab, Department of Sufism Psychotherapy, IAIN Tulungagung, Counsellor Ahmad SAUQI, M.Pd.I
Keywords: Perception, Beggars, Worship Prayer Mandatory
This research is motivated by a phenomenon that every adult is required to run obligatory prayers but the majority of the community of beggars not run adult age obligatory prayers but most of them run the obligatory prayers on the sidelines of his profession as a beggar. In this case, researchers wanted to know about the community's perception of beggars on the obligatory prayers in Barak Bhakti Tulungagung.
The study focused on this study were (1) What is the meaning of worship obligatory prayer for the community of beggars? (2) What are the factors that influence the perception of the community of beggars obligatory prayers? (3) What about the impact on the community's perception of beggars on the obligatory prayers? (4) How do you feel after running a beggar society or not to practice obligatory prayers? As for the objectives of this study were (1) To determine the meaning of prayers obligatory for the community of beggars (2) To determine the factors that influence the perception of a community of beggars to worship obligatory prayers (3) To determine the impact of the perception of a community of beggars to worship the obligatory prayers (4) To know the beggar community feeling after running or not running the obligatory prayers
in this study kind of research is qualitative research. Data collection methods used were observation, interviews and documentation. This study uses five members, namely four women and one man who lived in shelters Barak Bhakti who works as a beggar.
The results showed that the community of beggars meaning of worship obligatory prayers in different ways in the form looked prayers shall be able to reduce the time to work and care for children. While other meanings different considers it important to perform obligatory prayers on the sidelines of his profession as a beggar and a way of life in the world and be a provision in the afterlife. The factors that influence the community's perception of beggars is work done from morning to evening, educational background, experience and environment shelters Barak Bhakti majority do not run the obligatory prayers. As for the impact of the perception of a community of beggars to worship obligatory prayers is a beggar who interpret worship obligatory prayers can reduce the time to work that is not to practice the obligatory prayers, while the beggars who interpret worship obligatory prayer is important to run the run the worship obligatory prayers regularly on the sidelines of busy work , The feeling of community beggars to practice obligatory prayers that do not feel good while running the obligatory prayers feel sad and will attempt to run in the future.

Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
Hasil (Inggris) 3:[Salinan]
Disalin!
abstrak
palupi,该。2015。分析komunitas pengemis向生活shalat wajib迪巴拉克巴克提kabupaten图隆阿贡。skripsi,fakultas ushuluddin Adab丹宣通,jurusan Tasawuf psikoterapi,伊恩图隆阿贡,pembimbing艾哈迈德sauqi,m.pd。我
卡塔kunci:分析,pengemis,生活shalat wajib
在penelitian skripsi INI dilatar belakangi在一fenomena是猩猩dewasa都diharuskan,menjalankan ibadah shalat wajib和mayoritas达日komunitas pengemis不menjalankan ibadah shalat wajib diusia dewasa却从他们生活sebagian menjalankan shalat wajib disela色拉,一pengemis profesinya。在哈尔INI,peneliti原想,komunitas pengemis,分析生活shalat wajib迪巴拉克巴克提kabupaten图隆阿贡。
adapun杨为FOKUS penelitian在penelitian这是(1)APA Makna shalat wajib为生活komunitas pengemis?(2)APA我该杨mempengaruhi分析komunitas pengemis向生活shalat wajib?ditimbulkan丹帕克阳(3)他从分析komunitas pengemis向生活shalat wajib?(4)这perasaan中心pengemis就menjalankan或不menjalankan ibadah shalat wajib?adapun杨为tujuan penelitian这是(1),原shalat wajib komunitas pengemis Makna生活,(2),原该该杨mempengaruhi分析komunitas pengemis向生活shalat wajib丹帕克阳(3),原ditimbulkan达日分析komunitas pengemis向生活shalat wajib(4),原perasaan komunitas pengemis了生活是不menjalankan shalat wajib
在penelitian ini该penelitian阳digunakan是penelitian kualitatif。pengumpulan阳digunakan metode数据是observasi,wawancara丹dokumentasi。penelitian ini使用利马人就是人,有一人住在拉基拉基丹杨迪penampungan巴拉克巴克提,杨berprofesi一pengemis。
这是penelitian menunjukan komunitas pengemis memaknai shalat wajib生活上和入方式的不同也就是在shalat贝达、生活不能mengurangi wajib,mengasuh阿纳,在丹。但在杨Makna和入方式的不同是,生活在menjalankan shalat wajib disela西拉,并为该profesinya pengemis在DI世界丹为贝格尔迪的来世。该adapun杨mempengaruhi分析komunitas pengemis作事是杨从早晨直至金属提升板锁定到位疮Hari,背景颜色和分享,丹保护penampungan巴拉克巴克提杨mayoritas不menjalankan ibadah shalat wajib。adapun丹帕克达日分析komunitas pengemis向生活shalat wajib是pengemis杨memaknai ibadah shalat wajib,mengurangi,也就是在不menjalankan shalat wajib生活,但生活是pengemis杨memaknai shalat wajib,dijalankan也就是menjalankan ibadah shalat wajib为芦丁disela西拉kesibukan工。adapun perasaan中心pengemis杨menjalankan ibadah shalat wajib觉得公司在阳不menjalankan ibadah shalat wajib就sedih舒达要berusaha,menjalankan dikemudian哈里。

Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
 
Bahasa lainnya
Dukungan alat penerjemahan: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Basque, Belanda, Belarussia, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Burma, Cebuano, Ceko, Chichewa, China, Cina Tradisional, Denmark, Deteksi bahasa, Esperanto, Estonia, Farsi, Finlandia, Frisia, Gaelig, Gaelik Skotlandia, Galisia, Georgia, Gujarati, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Ibrani, Igbo, Inggris, Islan, Italia, Jawa, Jepang, Jerman, Kannada, Katala, Kazak, Khmer, Kinyarwanda, Kirghiz, Klingon, Korea, Korsika, Kreol Haiti, Kroat, Kurdi, Laos, Latin, Latvia, Lituania, Luksemburg, Magyar, Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Melayu, Mongol, Nepal, Norsk, Odia (Oriya), Pashto, Polandia, Portugis, Prancis, Punjabi, Rumania, Rusia, Samoa, Serb, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somali, Spanyol, Sunda, Swahili, Swensk, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddi, Yoruba, Yunani, Zulu, Bahasa terjemahan.

Copyright ©2025 I Love Translation. All reserved.

E-mail: