SYNDROMIC MANAGEMENTThe World Healt

SYNDROMIC MANAGEMENT
The World Health Organization (WHO) developed and advocates the use of syndromic management to address the limitations of both aetiological and presumptive aetiological diagnosis and management of symptomatic STDs.The principle behind this approach is that patients are treated at the first visit with a combination of antimicrobials that will treat the local probable aetiological agents. Syndromic management flow charts for the management of genital ulcers have been prepared which provide simple instructions to health providers on how to manage the patient and his/her sexual contact(s) (fig 3). The process requires little or no clinical description of the ulcer itself and does not require laboratory identification of the causative pathogen(s). Syndromic management has been proved to be more successful than a hierarchical algorithm or clinical diagnosis in the management of genital ulcer disease in Rwanda.It is envisaged that M-PCR will have an important role in validating syndromic algorithms for the management of genital ulcer disease as the aetiology of this syndrome varies geographically and over time. It may be appropriate to perform laboratory diagnostic and antimicrobial susceptibility testing on specimens from ulcers of patients failing to respond to antimicrobial therapy in situations where reinfection from an untreated partner has been excluded.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Manajemen sindromik baru
The World Health Organization (WHO) dikembangkan dan advokat menggunakan sindromik baru manajemen untuk mengatasi keterbatasan kedua aetiological dan anggapan aetiological diagnosis dan manajemen gejala PMS.Prinsip di balik pendekatan ini adalah bahwa pasien dirawat pada kunjungan pertama dengan kombinasi antimikroba yang akan memperlakukan agen aetiological kemungkinan lokal. Sindromik baru manajemen flow Chart untuk manajemen ulkus kelamin telah disusun yang memberikan petunjuk sederhana untuk penyedia layanan kesehatan untuk mengelola pasien dan contact(s) / seksual (fig 3). Proses memerlukan sedikit atau tidak ada Deskripsi klinis ulkus itu sendiri dan tidak memerlukan identifikasi laboratorium pathogen(s) penyebab. Sindromik baru manajemen telah terbukti menjadi lebih sukses daripada hierarki algoritma atau diagnosis klinis dalam manajemen penyakit ulkus kelamin di Rwanda.Diharapkan bahwa M-PCR akan memiliki peran penting dalam mengesahkan sindromik baru algoritma untuk pengelolaan penyakit ulkus kelamin sebagai pada etiologi sindrom ini bervariasi secara geografis dan dari waktu ke waktu. Itu mungkin tepat untuk melakukan laboratorium diagnostik dan antimikroba kerentanan pengujian pada spesimen dari bisul pasien yang gagal untuk menanggapi antimikroba terapi dalam situasi dimana reinfection dari mitra tidak diobati telah dikeluarkan.