“Oh wow,” Changmin said as hedroppe

“Oh wow,” Changmin said as he
dropped their bag onto the floor
and made a beeline for the
windows. “The view is gorgeous.”
“This is the best room in the
entire inn,” Jun Min said proudly,
patting Yunho on the shoulder. “I
am so glad that you finally
decided to come visit us again,
Yunho. Your mother has been
worried about your health. I
thought that perhaps she was just
exaggerating. Mother's do that, of
course. But she's right. You're so
thin, it's almost as if I can see
right through you.”
“Ah...” Laughing slightly, Yunho
blushed and scratched his head.
“Work...you know?”
“Well, there will be no work for
either of you this weekend. And
then we can give your mother
some reassurance that you had at
least one decent rest, yes?”
The older man didn't wait for a
response, just pushed him the
rest of the way into the room and
shut the door.
“You are too thin, hyung...”
He glanced up to see Changmin
staring at him critically. “We're all
thin, Changmin. It's a fact of our
lives. My mother worries too
much.”
“Yes, but I worry about you, too.”
Changmin bit his lip and glanced
away.
“Changmin...”
But Changmin just swiped his
sleeve across his face and offered
him a playful smile, as smoothly
as if he'd simply donned a mask.
It was disconcerting. “So, I only
see one bed.” He waggled his
eyebrows in an exaggeratedly
leering manner. “Does that mean
we get to share?”
“Pervert.” Yunho couldn't help
but snort with short laughter. “As
long as you don't hog the covers.”
“Oh, I won't,” Changmin promised,
a smirk settling onto his lips.
The suggestiveness in the promise
made Yunho blush faintly, but he
shook it off. It was just an
innocent agreement to his
condition, nothing more.
And damn Jaejoong for setting his
thoughts down those paths
anyways.
~*~*~

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

"Oh wow," ujar Changmin sambil
menjatuhkan tas mereka ke lantai
dan membuat langsung menuju untuk
windows. "Pandangan cantik."
"Ini adalah ruang yang terbaik di seluruh penginapan
," Juni min berkata dengan bangga,
menepuk bahu Yunho. "I
saya sangat senang bahwa Anda akhirnya
memutuskan untuk datang mengunjungi kami lagi,
Yunho. ibumu telah
khawatir tentang kesehatan Anda. i
berpikir bahwa mungkin dia hanya
melebih-lebihkan.ibu melakukan itu, tentu saja
. tapi dia benar. kau begitu
tipis, hampir seolah-olah saya dapat melihat
kanan melalui Anda. "
" ah ... "tertawa sedikit, Yunho
tersipu dan menggaruk kepalanya.
" bekerja ... kau tahu? "
" baik, tidak akan ada pekerjaan untuk
salah satu dari Anda akhir pekan ini. dan
maka kita dapat memberikan ibumu
beberapa kepastian bahwa Anda telah di
setidaknya satu istirahat yang layak, ya? "
pria yang lebih tua tidak menunggu
respon,hanya mendorong dia
sisa perjalanan ke dalam ruangan dan menutup pintu
.
"Anda terlalu kurus, hyung ..."
ia mendongak untuk melihat Changmin
menatapnya kritis. "Kita semua
tipis, Changmin. itu adalah fakta
hidup kita. ibu saya khawatir terlalu banyak
. "
" ya, tapi saya khawatir tentang Anda, juga. "
Changmin menggigit bibir dan melirik
pergi.
" Changmin ... "
tapi Changmin hanya digesek
lengan bajunya di wajahnya dan ditawarkan
senyum menyenangkan, semulus
seolah-olah ia hanya akan mengenakan topeng.
itu membingungkan. "Jadi, saya hanya melihat satu tempat tidur
." Ia menggoyangkan
nya alis secara exaggeratedly
mengerling. "Apakah itu berarti
kita bisa berbagi?"
"Sesat." Yunho tidak bisa membantu
tapi mendengus dengan tawa pendek. "Sebagai
selama Anda tidak babi selimut."
"Oh, saya tidak akan," Changmin berjanji,
seringai menetap ke bibirnya.
suggestiveness dalam janji
dibuat Yunho memerah samar-samar, tetapi dia
menepis itu. itu hanya kesepakatan
bersalah kondisinya
, tidak lebih.
dan sialan Jaejoong untuk menetapkan
pikirannya menuruni jalan
lagian.
~ * ~ ~ *

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

"Oh wow," kata Changmin sebagai dia
menjatuhkan tas mereka ke lantai
dan langsung menuju
windows. "Pemandangan cantik."
"Ini adalah tempat terbaik di
seluruh inn," Jun Min mengatakan dengan bangga,
menepuk-nepuk Yunho di bahu. "Saya
saya sangat senang bahwa Anda akhirnya
memutuskan untuk datang mengunjungi kami lagi,
Yunho. Ibumu telah
khawatir tentang kesehatan Anda. Saya
berpikir bahwa mungkin dia hanya
melebih-lebihkan. Ibu melakukan hal itu, dari
lapangan. Tapi dia benar. Kau begitu
tipis, hal ini hampir seolah-olah saya dapat melihat
benar melalui Anda. "
"Ah..." Tertawa sedikit, Yunho
tersipu dan menggaruk kepala.
"bekerja... kau tahu?"
"Yah, tidak akan ada pekerjaan untuk
baik Anda akhir pekan ini. Dan
maka kami dapat memberikan ibumu
beberapa kepastian bahwa Anda telah di
setidaknya satu layak istirahat, ya? "
Pria yang lebih tua tidak menunggu
respon, hanya mendorongnya
sisa perjalanan ke ruang dan
menutup pintu.
"terlalu tipis, hyung..."
ia melirik ke Lihat Changmin
menatap dia kritis. "Kami sedang semua
tipis, Changmin. Ini adalah fakta dari kami
hidup. Ibu saya kekhawatiran terlalu
banyak. "
"Ya, tapi aku khawatir tentang Anda, juga."
Changmin sedikit bibirnya dan melirik
jauhnya.
"Changmin..."
Changmin tetapi hanya mengusap nya
lengan di wajahnya dan ditawarkan
Dia tersenyum Main-Main, sebagai lancar
seolah-olah dia telah hanya mengenakan topeng.
itu membingungkan. "Jadi, saya hanya
melihat satu tempat tidur." Ia waggled nya
alis di berlebihan
leering cara. "Artinya
kita bisa berbagi?"
"Menyesatkan." Yunho tidak bisa membantu
tetapi snort dengan tawa pendek. "Sebagai
selama Anda tidak babi selimut."
"Oh, aku tidak akan," Changmin dijanjikan,
menyeringai menetap ke bibirnya.
Sugestif pada janji
dibuat Yunho memerah samar-samar, tetapi ia
menepis itu. Itu hanya
tidak bersalah perjanjian nya
kondisi, tidak ada lagi.
dan sialan Jaejoong pengaturan nya
pikiran bawah path
anyway.
~ * ~ * ~