“Ah, so I was right after all. I th

“Ah, so I was right after all. I thought it might be you since you had the same face.”

“Do you know me?”

The Magician took off her deeply lowered hood.

Ark squinted as he looked her over. The Magician was a pointy-eared female Elf. He was definitely seeing this character for the first time, but somehow she felt familiar. His memory wavered dimly between remembrance and oblivion.

As Ark titled his head, she smiled with a sheepish expression.

“Ah, seems like you don’t quite recognize me after all. Have I modified my appearance too much, perhaps?”

Ark was finally able to recognize her after seeing her smiling face.

“Ah! Are you perhaps the person I saw at the interview?”

“Yes, I’m Kang Misu. Here, I go by the name Lariette.”

“Right, my character’s name is Ark.”

Ark quickly bowed his head to greet her.

He didn’t know why he couldn’t recognize her face right away. Actually, Ark had thought of her several times so far. No, to be truthful, he’d thought of her quite often. It was natural to feel favorable towards a woman who had shown interest in him in an unfamiliar place and had even cheered him on, especially since she was a woman whose beauty that outshone that of an idol. But that was that. He hadn’t even hoped for an opportunity like meeting her again.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

"Ah, begitu aku adalah tepat setelah semua. Saya pikir mungkin Anda karena Anda memiliki wajah yang sama.""Apakah Anda mengenal saya?"Penyihir melepas hood nya sangat menurunkan.Tabut menyipit seperti dia memandang dirinya. Penyihir adalah runcing-eared Elf perempuan. Ia pasti melihat karakter ini untuk pertama kalinya, tapi entah bagaimana dia merasa akrab. Memori goyah remang antara peringatan dan dilupakan.Ketika Tabut berjudul kepalanya, ia tersenyum dengan ekspresi bintang."Ah, Sepertinya Anda cukup tidak mengenali saya setelah semua. Telah saya mengubah penampilan saya terlalu banyak, mungkin?"Bahtera itu akhirnya mampu mengenali dia setelah melihat wajah tersenyum."Ah! Apakah Anda mungkin orang yang saya lihat pada wawancara?""Ya, aku Kang Misu. Di sini, aku pergi dengan nama Lariette.""Benar, nama karakter saya adalah bahtera itu."Tabut cepat menundukkan kepalanya untuk menyambutnya.Ia tidak tahu mengapa dia tidak bisa mengenali wajahnya segera. Sebenarnya, Tabut berpikir dia beberapa kali sejauh ini. Tidak, untuk jujur, dia berpikir dia cukup sering. Itu wajar untuk merasa baik terhadap wanita yang telah menunjukkan minat padanya di tempat yang asing dan bahkan telah bersorak dia, terutama karena ia adalah seorang wanita yang keindahan yang outshone itu Idol. Tapi itu itu. Dia bahkan tidak berharap untuk kesempatan seperti pertemuan dengannya lagi.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

"Ah, jadi aku benar setelah semua. Saya pikir mungkin Anda karena Anda memiliki wajah yang sama. "" Apakah kau tahu aku? "The Magician menanggalkan hood dalam menurunkan. Ark menyipitkan mata saat ia memandang dirinya lebih. The Magician adalah runcing bertelinga perempuan Elf. Dia pasti melihat karakter ini untuk pertama kalinya, tapi entah bagaimana ia merasa familiar. Ingatannya goyah remang antara zikir dan dilupakan. Sebagai Ark berjudul kepalanya, dia tersenyum dengan ekspresi malu-malu. "Ah, sepertinya Anda tidak cukup mengenali saya setelah semua. Apakah saya diubah penampilan saya terlalu banyak, mungkin? "Ark akhirnya bisa mengenalinya setelah melihat wajahnya tersenyum." Ah! Apakah Anda mungkin orang yang saya lihat di wawancara? "" Ya, aku Kang Misu. Di sini, saya pergi dengan nama Lariette. "" Benar, nama karakter saya adalah Ark. "Ark cepat menundukkan kepalanya untuk menyambutnya. Dia tidak tahu mengapa dia tidak bisa mengenali wajahnya segera. Sebenarnya, Ark telah memikirkan beberapa kali sejauh ini. Tidak, jujur, ia berpikir dirinya cukup sering. Itu wajar untuk merasa menguntungkan terhadap seorang wanita yang telah menunjukkan minat dalam dirinya di tempat yang asing dan bahkan bersorak dia di, terutama karena dia adalah seorang wanita yang kecantikan yang outshone bahwa seorang idola. Tapi itu itu. Dia bahkan tidak berharap untuk kesempatan seperti bertemu lagi.